Liputan6.com, Jakarta Dua pekan jelang penutupan bursa transfer, sejumlah pemain justru mendapati diri mereka tidak lagi dibutuhkan di klub masing-masing. Mereka tersisih dari rencana pelatih, kehilangan menit bermain, hingga terjebak dalam status "pemain cadangan abadi". Kondisi ini membuat masa depan karier mereka menjadi tanda tanya besar.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di klub-klub papan menengah, tetapi juga di tim-tim elite Eropa. Nama-nama besar yang pernah merasakan puncak kejayaan kini masuk daftar jual, bahkan sekadar dipinjamkan pun sulit. Inilah gambaran nyata betapa cepatnya roda sepak bola berputar.
Dalam formasi 4-4-2, deretan pemain dengan label "unwanted XI" ini menunjukkan betapa status dan reputasi tidak menjamin keamanan di klub besar. Siapa saja yang harus segera pindah jika ingin bermain reguler musim ini?
Dari Donnarumma hingga Chilwell: Barisan Belakang yang Terlupakan
Di bawah mistar, Gianluigi Donnarumma menjadi kisah paling mengejutkan. Dari mengangkat trofi Liga Champions bersama PSG, ia kini dikesampingkan oleh Luis Enrique hanya dalam hitungan bulan. Masa depannya disebut bisa bergeser ke Liga Inggris demi menit bermain.
Tyrell Malacia juga bernasib serupa di Manchester United. Bek asal Belanda ini baru tampil 16 kali di Premier League dalam tiga tahun, terlalu sedikit untuk ukuran pemain internasional. Ia kini siap bermain di posisi mana pun asal bisa mendapat kepercayaan.
Ben Chilwell, yang didatangkan Chelsea seharga £45 juta (sekitar Rp917 miliar) pada 2020, juga masuk daftar jual. Namun, The Blues kesulitan menemukan klub yang mau menampungnya setelah masa pinjaman di Crystal Palace berakhir. Sejak April 2024, ia tak lagi menyentuh lapangan Premier League.
Sementara itu, Arsenal memiliki dilema di sektor bek tengah. Jakub Kiwior tampil impresif musim lalu, tetapi kehadiran Cristhian Mosquera membuatnya kembali ke bangku cadangan. Nasibnya makin pelik dengan duet Gabriel dan Saliba yang tak tergoyahkan.
Oleksandr Zinchenko kini bahkan kalah saing dengan Jurrien Timber di posisi bek kiri Arsenal. Sang bek sayap asal Ukraina disebut bisa melanjutkan kariernya di Fenerbahce, di bawah asuhan Jose Mourinho. Sayangnya, keluarganya pun merasa kecewa melihatnya jarang bermain di Emirates.
Lini Tengah Penuh Kebuntuan
Alejandro Garnacho baru berusia 21 tahun dan masih memiliki perjalanan panjang dalam kariernya. Namun, masa depannya tampaknya tidak lagi bersama Manchester United. Winger Argentina itu dikabarkan berpeluang hijrah ke Chelsea, yang sedang memantau situasi kontraknya di Old Trafford.
Kalvin Phillips menjadi contoh kegagalan transfer mahal di Manchester City. Sejak 2022, ia hanya mencatat 16 penampilan di Premier League dan kini dikaitkan dengan kepulangan ke Leeds United. Gelandang Inggris ini seakan kehilangan arah setelah masa pinjaman singkat di West Ham dan Ipswich.
Yves Bissouma, meski sempat tampil di final Liga Europa, kini disingkirkan Thomas Frank di Tottenham. Alasan kedisiplinan membuat gelandang Mali itu absen dari skuat Super Cup. Situasi ini menegaskan bahwa masa baktinya di London Utara sudah mendekati akhir.
Di Chelsea, Raheem Sterling juga menghadapi jalan buntu. Dengan gaji £300 ribu per pekan (sekitar Rp6,1 miliar), winger Inggris ini terlalu mahal untuk dijual cepat. Meski diminati klub Jerman dan Turki, ia disebut ingin bertahan di sekitar London karena alasan keluarga.
Ujung Tombak yang Menanti Jalan Keluar
Chelsea juga menyimpan kisah pelik di lini depan. Nicolas Jackson, yang meneken kontrak delapan tahun pada 2023, kini justru tak pasti statusnya. Rekrutmen anyar membuatnya terancam kehilangan tempat utama musim ini.
Chelsea berharap bisa melepas Jackson dengan nilai dua kali lipat dari £32 juta (sekitar Rp652 miliar) yang mereka bayarkan ke Villarreal. Bagi Jackson, pindah menjadi opsi terbaik untuk menyelamatkan kariernya. Namun, mencari klub yang berani menanggung kontraknya bukan perkara mudah.
Di sisi lain, Christopher Nkunku pun tak luput dari daftar "tak diinginkan" Chelsea. Dengan kedatangan Liam Delap dan Joao Pedro, peluang Nkunku makin tipis untuk menjadi andalan, padahal ia didatangkan dengan harga £52 juta (sekitar Rp1 triliun) dua tahun lalu.
Kini, masa depan penyerang Prancis itu dipertanyakan. Apakah Chelsea rela melepasnya dengan harga murah atau masih berharap ada klub besar yang mau menampung? Kasus Nkunku dan Jackson menegaskan betapa kerasnya persaingan di lini depan The Blues.