Sebuah rumah semi panggung berdiri di Dusun Lemahduhur, Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Rumah itu sederhana itu terdiri dari tembok yang terbuat dari gypsum, dan beratap asbes.
Dari tampak depan rumah, terlihat 3 jendela yang berada di kanan dan kiri pintu masuk rumah.
Di samping rumah, ada sebuah kandang ayam yang menempel satu sisi rumah. Sementara ayam-ayamnya berkeliaran bebas di kolong-kolong rumah.
Di bagian depan rumah, juga terlihat kandang ternak domba milik salah satu warga. Dari situ tercium bau dari kandang domba tersebut.
Rumah itulah yang ditinggali keluarga Raya (4 tahun), bocah yang mengalami cacingan akut di tubuhnya. Di dalam tubuh kecilnya, ada begitu banyak cacing gelang yang menggerogotinya.
Di bawah kolong rumah, terdapat banyak kotoran ayam yang berserakan di tanah. Selain itu, terlihat juga karung-karung serta barang-barang bekas yang ditaruh di kolong rumah tersebut.
Dari tempat inilah, Raya diduga terpapar larva cacing gelang saat ia sering bermain di area kolong tersebut.
Kisah pilu Raya mencuat beberapa hari belakangan ini. Bocah ini harus tewas akibat tubuhnya dipenuhi cacing gelang (Ascaris), yang bahkan menyebar dari paru-paru bahkan sampai otaknya.
Raya pertama kali ditemukan dalam keadaan kritis oleh tim pegiat sosial, Iin (@rumah_teduh_sahabat_iin), pada 13 Juli 2025. Saat itu, tubuhnya sudah lemah dan tak sadarkan diri. Ia kemudian dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, namun kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya meninggal pada 22 Juli 2025.
Video yang sempat dibagikan Iin memperlihatkan cacing sepanjang 15 cm keluar dari hidung Raya. Dari tubuh mungilnya, dokter juga mengeluarkan ratusan ekor cacing hidup dari anus dan kemaluannya dengan total berat sekitar 1 kilogram. Hasil CT Scan menunjukkan telur dan larva cacing sudah menjalar ke otak Raya.
Kesulitan administrasi memperparah keadaan. Orang tua Raya, Udin (32) dan Endah (38), disebut mengalami gangguan mental. Mereka tidak tercatat dalam administrasi kependudukan (KK dan KTP) sehingga tidak memiliki akses terhadap BPJS Kesehatan.
Proses pembuatan KK baru selesai pada 16 Juli, hanya beberapa jam sebelum Raya mengembuskan napas terakhir.
Pihak rumah sakit menyebut kasus cacingan yang dialami Raya tidak biasa. Infeksi Ascaris biasanya bisa dicegah dengan pola hidup bersih dan pemeriksaan rutin, namun kondisi lingkungan tempat tinggal dan keterbatasan ekonomi membuat penyakit itu berkembang akut.
Tragedi ini memantik reaksi publik, termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyatakan prihatin sekaligus kecewa. Ia menilai perangkat desa lalai sehingga warga dengan kondisi rentan seperti keluarga Raya tidak terpantau. Dedi bahkan menunda bantuan ke Desa Cianaga sebagai bentuk sanksi.
Kini perhatian beralih kepada kakak Raya, Risna (6), yang masih tinggal bersama keluarganya di rumah panggung itu. Kondisi kesehatannya menjadi sorotan mengingat faktor risiko yang sama masih mengintai.