Liputan6.com, Jakarta - Masa usia dini dikenal sebagai periode emas (golden age) ketika tumbuh kembang anak berlangsung pesat. Pada tahap ini, gerak aktif menjadi salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan.
Ketua Umum HIMPAUDI Nasional, Dr. Betti Nurani, M.M., menjelaskan bahwa aktivitas fisik seperti berlari, melompat, menari, hingga bermain sepeda bukan sekadar kegiatan menyenangkan. "Gerak aktif melatih keseimbangan, koordinasi, dan keterampilan motorik yang menjadi fondasi kesehatan jangka panjang anak," ujarnya.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan serius berupa masalah malanutrisi dan anemia. Hasil penelitian South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II) menunjukkan prevalensi kedua masalah gizi ini cukup tinggi pada anak usia dini.
Kondisi tersebut menandakan bahwa masih banyak anak yang belum mendapatkan asupan vitamin, mineral, dan nutrisi penting secara optimal. Jika dibiarkan, dampaknya bisa menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan otak, hingga kemampuan belajar anak.
Sejumlah studi juga menyebutkan anak prasekolah, umur 3 hingga 5 tahun, perlu aktif bergerak setiap hari. Aktivitas fisik teratur terbukti meningkatkan kebugaran, memperkuat daya tahan tubuh, sekaligus mempersiapkan anak menghadapi proses belajar di sekolah.
"Dengan kombinasi nutrisi seimbang, tumbuh kembang anak akan lebih optimal," ujar Dr Betti.