Liputan6.com, Jakarta Kinerja Manchester United di bawah Ruben Amorim mendapat kritik tajam dari salah satu eks manajer Premier League, Sean Dyche. Mantan pelatih Burnley dan Everton itu secara blak-blakan menilai bahwa filosofi Ruben Amorim di Old Trafford gagal.
Dyche bahkan menyebut dirinya bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada Amorim. Dengan formasi klasik 4-4-2 andalannya, ia percaya United bisa meraih lebih banyak kemenangan jika ia yang diberi kesempatan mengasuh tim.
Meski dikenal dengan gaya bermain lugas dan pragmatis, Dyche yakin metode itu lebih cocok untuk skuad Setan Merah saat ini dibanding pendekatan Amorim.
Kritik Dyche muncul di tengah performa United yang masih jauh dari kata konsisten. Setelah sembilan bulan memimpin, Amorim hanya mampu mencatat 16 kemenangan dari 43 pertandingan.
Rasio kemenangan yang berada di angka 37 persen itu menjadi amunisi bagi Dyche untuk meragukan proyek jangka panjang Amorim di Old Trafford.
Dyche: 4-4-2 Lebih Efektif daripada Filosofi Amorim
Dalam podcast No Tippy Tappy Football bersama Sam Allardyce, Dyche tidak segan menyebut pendekatan Amorim di United gagal total.
"Saya mungkin akan dikritik habis-habisan, tetapi saya yakin saya bisa memenangkan lebih banyak pertandingan dengan skuad yang bermain dengan formasi 4-4-2," kata Dyche dikutip dari Mirror.
"Orang-orang terus membicarakan filosofinya [Amorim] dan itu tidak berhasil. Tidak masalah jika hanya bermain lima atau 10 pertandingan, tetapi begitu mencapai 20 pertandingan, itu jelas tidak berhasil," sambungnya.
Meski United telah mendatangkan pemain baru dengan biaya lebih dari £200 juta, Dyche menilai masalah utama tetap ada pada filosofi sang pelatih.
Dyche menilai skuad saat ini tidak sepenuhnya cocok dengan gaya bermain tiga bek milik Amorim. Namun, di sisi lain, Dyche juga memberi apresiasi pada manajemen United karena tetap bersabar dan teguh pada proyek jangka panjang yang dijalankan Amorim.
Manchester United Masih Rapuh, Amorim dalam Tekanan
Musim lalu, United nyaris terjerembab di papan bawah klasemen Premier League. Mereka menutup musim dengan 18 kekalahan dan finis di posisi ke-15.
Amorim memang mendapat tambahan tenaga baru di bursa transfer, tetapi musim ini kembali dimulai dengan nada pesimis setelah tumbang 0-1 dari Arsenal pada pekan perdana.
Dyche menilai situasi ini menggambarkan bagaimana proyek Amorim belum menemukan bentuk terbaik. Ia bahkan membandingkan dengan Pep Guardiola yang butuh adaptasi panjang pada musim pertamanya di Manchester City.
Bedanya, Guardiola mampu berkembang hingga akhirnya meraih gelar liga, sementara Amorim masih terjebak dalam eksperimen yang belum menghasilkan stabilitas.
"Di satu sisi, saya suka fakta bahwa mereka tetap berpegang teguh pada prinsip mereka, dan ini Man United. Anda berada di bawah tekanan besar untuk melakukannya dengan benar," sambungnya.
Sumber: Mirror