Liputan6.com, Jakarta - Jepang tengah menghadapi tantangan besar berupa penurunan jumlah penduduk usia produktif. Kondisi ini membuat Negeri Sakura kekurangan tenaga kerja, terutama di bidang perawatan lansia (kaigo).
Guna menjawab kebutuhan tersebut, PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta (IRIJJ) bersama SOU Holdings Inc mendirikan Sekolah Perawatan Lansia LPK SOU di Depok dan Bandung, Jawa Barat.
Menurut Direktur SOU Holdings Inc Matsumaru Akiko, Head of Division of International Business Planning SOU Holdings Inc, Matsumaru Yoshiki, pendirian sekolah perawatan lansia ini berangkat dari kebutuhan mendesak Jepang.
"Jepang saat ini sedang menghadapi tantangan sosial berupa penurunan populasi dan peningkatan jumlah lansia yang mengakibatkan berkurangnya angkatan kerja dan kekurangan tenaga kerja. Satu-satunya solusi adalah mempekerjakan orang asing di Jepang," ujarnya.
Matsumaru menegaskan bahwa kehadiran LPK SOU Depok bukan hanya untuk mengisi kekosongan tenaga kerja, tapi juga memperkuat hubungan dua negara.
"Alasan kami mendirikan sekolah ini adalah untuk memecahkan masalah sosial kekurangan tenaga kerja di Jepang, sekaligus membangun hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan Jepang, yang mengarah pada pembangunan kedua negara," katanya.
Peluang Besar bagi Anak Muda Indonesia
Sekolah Perawatan Lansia LPK SOU dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan teknis, budaya kerja, dan bahasa Jepang. Dengan pelatihan berstandar Jepang, lulusan sekolah ini diharapkan mampu bersaing dan beradaptasi di lingkungan kerja internasional.
Direktur Utama PT SOU International Learning Indonesia, Albertus Prasetyo Nugroho, menekankan, program ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia. "Kami sangat berharap pendirian SOU International Learning Indonesia di Depok dan Bandung dapat berkontribusi besar memberi peluang kerja warga Indonesia ke Jepang, khususnya di bidang Kaigo," kata Arbi.
Arbi menambahkan bahwa tren tenaga kerja asing di Jepang terus meningkat. Namun, pekerja asal Indonesia jumlahnya masih di bawah Vietnam, China, Filipina, dan Nepal. Padahal, Indonesia punya bonus demografi dengan usia rata-rata penduduk sekitar 30 tahun.
"Dengan sekolah ini, kami ingin lebih banyak anak muda Indonesia terserap di sektor kerja Jepang," tambahnya.
Kurikulum dan Syarat Bergabung
Untuk bisa bergabung dengan LPK SOU, calon siswa minimal lulusan SMA/SMK, berumur 18 s.d 29 tahun, tidak bertato, dan tidak buta warna.
Para siswa akan menjalani pendidikan intensif selama 5 bulan dengan fokus pada bahasa Jepang, budaya kerja, serta keterampilan teknis perawatan lansia.
Selain itu, sekolah ini menerapkan kurikulum 100 hari bernama 'Arbee Method', yang dikembangkan langsung oleh Arbi. Kurikulum ini menggabungkan pembelajaran bahasa Jepang, aktivitas fisik, dan bimbingan kehidupan sehari-hari.
"Arbee Method dirancang agar siswa pemula bisa cepat mencapai level N4, memahami budaya Jepang, sekaligus siap hidup di Jepang," kata Arbi.
Jaringan Bisnis SOU Holdings
SOU Holdings Inc sendiri bukan pemain baru. Perusahaan ini sudah berdiri lebih dari 110 tahun, memiliki 26 anak perusahaan dengan 4.500 karyawan, serta jaringan bisnis yang meliputi layanan penitipan anak (hoikuen), fasilitas kaigo, pemakaman, perjalanan, hingga penyelenggaraan acara.
Di Jepang, SOU memiliki fasilitas perawatan lansia di berbagai daerah seperti Prefektur Shiga, Tokyo, Osaka, Chiba, Kanagawa, Shizuoka, dan Miyazaki. Dengan jaringan tersebut, siswa yang lulus dan memenuhi kualifikasi berpeluang langsung bekerja di perusahaan grup SOU.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi mewujudkan impian dan harapan setiap siswa, impian para staf yang bekerja di sini, dan kebahagiaan semua orang yang terlibat di SOU International Learning Indonesia," pungkas Matsumaru.
Dengan adanya Sekolah Perawatan Lansia LPK SOU Depok, peluang anak muda Indonesia untuk berkarier di Jepang terbuka semakin lebar.
Selain membuka jalan bagi tenaga kerja terampil, kehadiran sekolah ini juga menjadi jembatan persahabatan yang mempererat hubungan Indonesia–Jepang sekaligus membuka masa depan baru bagi generasi muda.