Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan pihaknya menyambut partisipasi Republik Indonesia (RI) dalam upaya mengakhiri perang dan menjamin perdamaian terwujud di Ukraina.
“Kami sangat mengapresiasi berbagai usaha banyak negara asing yang mau berkontribusi dalam mewujudkan solusi damai atas krisis di Ukraina, termasuk misalnya dari pihak Indonesia,” kata Tolchenov dalam taklimat media di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Dubes Rusia saat diminta tanggapan terkait rancangan jaminan keamanan bagi Ukraina yang sedang disusun sejumlah negara Barat dan North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Baca juga: Dubes: Rusia siap ikut pertemuan trilateral, tapi jangan tergesa-gesa
Ia juga menyoroti keterlibatan Indonesia dalam kelompok antarnegara “Friends for Peace” yang memperjuangkan penyelesaian damai konflik di Ukraina, dan mengharapkan RI dapat memainkan perannya di kelompok itu.
“Friends for Peace” adalah sebuah kelompok internasional gagasan China dan Brasil beranggotakan 17 negara, termasuk Indonesia, yang berupaya mendorong penyelesaian konflik di Ukraina melalui mediasi dan fasilitasi perdamaian.
Kelompok tersebut pertama kalinya berkumpul di Markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada September 2024 dalam rapat yang dipimpin Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi, Menlu Brasil Mauro Vieira, dan Kepala Penasihat Kepresidenan Brasil Celso Amorim.
Menlu RI periode 2014-2024, Retno Marsudi, mewakili Indonesia dalam rapat “Friends for Peace” tersebut.
“Saya tahu Indonesia adalah anggota kelompok tersebut, dan saya harap ada pihak dalam kelompok tersebut yang bisa menjadi penjamin kesepakatan perdamaian di Ukraina,” kata Dubes Tolchenov.
Baca juga: Zelensky: Jaminan keamanan untuk Ukraina diselesaikan dalam 10 hari
Menurut dia, keterlibatan negara-negara “Friends for Peace” sebagai penjamin perdamaian di Ukraina dipandang lebih dapat diterima Rusia dibanding keterlibatan langsung militer NATO.
Ia mengungkapkan Rusia akan menerima penjamin perdamaian di Ukraina dari pihak “negara yang memiliki posisi penting di tingkat dunia dan memiliki pendekatan yang konstruktif terhadap Rusia serta terhadap krisis di Ukraina."
“Jadi, tak boleh ada NATO dalam hal ini,” kata Tolchenov.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (19/8) mengatakan proses penyusunan jaminan keamanan bagi Ukraina telah berlangsung setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin Eropa.
“Kami telah bekerja menyusun isi konkret jaminan keamanan tersebut,” ujar Zelenskyy, sembari memastikan bahwa koordinasi intensif terus terjalin antara pihak-pihak terkait demi mewujudkan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Baca juga: Dubes: I-EAEU FTA bisa bebaskan bea impor bagi hampir 90 persen barang
Baca juga: Trump perintahkan timnya susun jaminan keamanan perdamaian di Ukraina
Baca juga: NATO sebut kelompok 30 negara susun jaminan keamanan untuk Ukraina
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.