Jakarta, CNBC Indonesia - Peperangan saudara di Myanmar terus membara. Pada Minggu, junta militer menerjunkan pesawat tempur untuk membombardir sebuah desa yang menjadi pasar, menewaskan 32 orang.
Serangan udara ini terjadi di Kota Mawchi, Negara Bagian Karenni (Kayah). Mawchi telah terkenal dengan tambang timah dan tungstennya sejak era kolonial.
Kota ini direbut oleh koalisi pasukan perlawanan Karenni Januari lalu. Dewan Eksekutif Sementara Negara Bagian Karenni (IEC) menyebut ada dua serangan besar yang menghantam wilayah itu pada Minggu.
"Mawchi punya tambang, jadi banyak orang datang ke sini untuk berbisnis, menjual beras dan makanan. Junta berusaha menghancurkan kehidupan sosial ekonomi kota ini dan meneror rakyat," ujar U Banyar, sekretaris kedua IEC, kepada The Irrawaddy, dikutip Rabu (20/8/2025).
Korban tewas terdiri dari delapan perempuan, termasuk dua anak-anak, 18 laki-laki, dan enam jenazah yang rusak parah hingga jenis kelaminnya belum dapat dipastikan. Satu perempuan dan empat laki-laki terluka.
"Serangan udara itu adalah yang paling mematikan yang pernah terjadi di Negara Bagian Karenni," kata U Bayar.
Jet-jet tempur junta juga terus menyerang Mawchi pada Selasa pagi. Korban jiwa dari serangan terbaru belum dapat dipastikan.
IEC mendesak masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), untuk mengambil tindakan sebagai tanggapan atas kejahatan perang junta. Sebelum pembantaian hari Minggu, junta telah melancarkan 14 serangan udara di Mawchi tahun ini, dengan tiga serangan bulan lalu saja menewaskan 11 warga sipil.
Myanmar telah terkoyak oleh perang saudara setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021. Saat ini junta militer sedang dilawan oleh berbagai organisasi etnis bersenjata dan partisan pro-demokrasi.
Kelompok-kelompok dalam Aliansi Tiga Persaudaraan, yang juga mencakup TNLA, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar dan Tentara Arakan, telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat Myanmar dan secara longgar bersekutu dengan Pasukan Pertahanan Rakyat, perlawanan pro-demokrasi yang muncul untuk melawan pemerintahan militer setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.
(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Perang Saudara Tetangga RI Kian Gila, Militer Bom Klinik-Warga Dibakar