MBG Gerus Dana Pendidikan, Pengamat: Harus Dievaluasi

21 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Harus Dievaluasi Siswa membawa paket makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di SMP Negeri 2 Berastagi, Karo.(Dok. Antara)

ANGGARAN pendidikan dalam RAPBN 2026 ditetapkan sebesar Rp757,8 triliun, tetapi di dalamnya terdapat alokasi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencapai Rp335 triliun, hampir setengah dari anggaran pendidikan. Hal itu telah menimbulkan kritik dari berbagai pihak.

Pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku, Ina Liem, mengatakan bahwa MBG telah menyebabkan masalah lain sementara masalah pendidikan masih belum terselesaikan.

“Menurut saya, MBG seharusnya dijalankan secara bertahap, berbasis data, dan fokus pada daerah yang paling membutuhkan lebih dulu. Seharusnya ada pemetaan kebutuhan per daerah terlebih dahulu,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (20/8).

Lebih lanjut, dia mencontohkan bahwa pemetaan program MBG dapat dilakukan dengan wilayah yang memiliki tingkat stunting tinggi, gizi buruk, atau angka putus sekolah karena faktor ekonomi.

“Tentu prioritasnya berbeda dengan daerah perkotaan yang persoalan utamanya ada di kualitas guru dan fasilitas. Baru kemudian dievaluasi dan diperluas. Kalau tidak, kita berisiko membuat program ini sekadar proyek anggaran besar tanpa menyelesaikan masalah pendidikan yang paling mendesak,” tegas Ina Liem.

Secara terpisah, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, menyoroti terkait dengan anggaran untuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang tidak mendapatkan alokasi yang proporsional.

Pasalnya dari anggaran pendidikan sebesar Rp757,8 triliun tersebut, pagu indikatif anggaran Kemendikdasmen untuk 2026 hanya sebesar Rp33,65 triliun. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan anggaran pendidikan 2025 yang mencapai RP724,3 triliun, di mana Kemendikdasmen hanya mendapat anggaran Rp33,5 triliun.

"P2G menyesalkan anggaran pendidikan 20 persen sebagai mandatory spending justru lebih besar dialokasikan pada kementerian lain yang tidak mengelola pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Padahal persoalan utama pendidikan Indonesia, masih berkutat pada pendidikan dasar dan menengah termasuk jenjang PAUD," ujar Satriwan.

Satriwan menilai bahwa pagu anggaran Kemendikdasmen ini menunjukkan bahwa pemerintah Prabowo-Gibran belum fokus terhadap pembenahan pendidikan dasar dan menengah termasuk PAUD.

Refocusing Anggaran Pendidikan

Oleh karena itu, dia berharap Pemerintah melakukan refocusing anggaran pendidikan dari kementerian-kementerian di luar kementerian pendidikan. Ada sekitar 23 kementerian lembaga yang juga mengambil alokasi 20% anggaran pendidikan. Seperti penyelenggaraan pendidikan ikatan dinas dan sekolah di bawah kementerian seperti Kemenkeu, Kemdagri, Kementan, Kemenhan, dan lainnya.
 
"Anggaran sekolah ikatan dinas yg dikelola kementerian non kementerian pendidikan lebih dari Rp100 triliun, mestinya itu kemudian direalokasi ke kementerian yang mengurusi pendidikan saja agar lebih berkeadilan, proporsional, dan tepat sasaran sesuai perintah konstitusi," jelas Satriwan.

Dalam kesempatan ini, P2G juga mendorong pemerintah segera merealisasikan keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai pendidikan dasar gratis. Sehingga sekolah dan madrasah swasta tetap dapat menyelenggarakan pendidikan yang dibiayai oleh negara dan anak-anak Indonesia yang tak tertampung di sekolah negeri tetap mendapat hak pendidikannya, sebagaimana perintah MK.

P2G berharap pemerintah pusat jangan hanya berpihak pada anak di Sekolah Rakyat dan SMA Unggul Garuda saja dan mengabaikan dan tidak memprioritaskan hak pendidikan anak di sekolah negeri dan swasta lainnya, termasuk para guru.

Sementara itu, ketika dimintai tanggapan oleh Media Indonesia mengenai alokasi anggaran ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, tidak memberikan tanggapan dan hanya mengirimkan emotikon dua tangan. (H-3)

Read Entire Article