KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mulai menyiapkan implementasi program wajib prasekolah satu tahun sebelum masuk Sekolah Dasar (SD). Program ini menjadi bagian dari agenda percepatan pendidikan bermutu melalui semangat gotong royong lintas elemen bangsa yang digerakkan Direktorat Jenderal PAUD Dasmen.
Direktur Jenderal PAUD Dasmen Gogot Suharwoto mengatakan keterlibatan organisasi masyarakat, lembaga keagamaan, hingga mitra internasional penting untuk memastikan wajib prasekolah berjalan efektif dan berkelanjutan. “Ditjen PAUD Dasmen senantiasa terbuka atas partisipasi seluruh mitra pendidikan untuk mempercepat implementasi program prioritas. Hanya dengan gotong royong, pendidikan bermutu untuk semua bisa benar-benar terwujud,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 20 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sejumlah organisasi besar seperti Muslimat NU, PP Aisyiyah, Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia, serta Majelis Pendidikan Kristen Indonesia (MPKI) telah menyatakan komitmen mendukung program wajib belajar satu tahun prasekolah. Mereka terlibat dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang lahir pada Juni 2025, sekaligus mengusung agenda transisi dari PAUD ke SD yang lebih menyenangkan.
Menurut Kemendikdasmen, wajib prasekolah ini diharapkan dapat memastikan setiap anak memiliki kesiapan akademik, sosial, maupun emosional sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Langkah tersebut juga sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat fondasi literasi, numerasi, serta karakter sejak usia dini.
Selain wajib prasekolah, kerja sama dengan mitra pendidikan meliputi digitalisasi pembelajaran, program makan bergizi gratis (MBG), serta penguatan pendidikan karakter. Beberapa mitra internasional seperti UNICEF, INOVASI, dan Save the Children turut mendorong lahirnya lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.
Sebagai tindak lanjut, Kemendikdasmen akan menandatangani nota kesepahaman dengan para mitra pendidikan untuk memastikan agenda wajib prasekolah satu tahun ini terintegrasi dengan program prioritas lain. “Kami ingin memastikan setiap anak Indonesia mendapat akses pendidikan yang adil sejak usia dini, agar siap menghadapi tantangan masa depan,” kata Gogot.