Liputan6.com, Jakarta - Perfilman nasional mencetak sejarah dengan inovasi baru. Bertempat di Cinepolis Senayan Park, Jakarta, Kamis (14/8) sebuah film bertema pahlawan nasional berjudul Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa menggelar penayangan perdananya.
Film ini jadi film bertema pahlawan nasional pertama yang seluruh proses produksinya, mulai visual hingga narasi, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Penayangan perdana yang bertepatan dengan momentum 200 tahun Perang Jawa ini berhasil menghidupkan kembali kisah heroik Pangeran Diponegoro dengan detail visual dan narasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Acara gala premiere film ini tak luput dari sorotan publik dan pejabat tinggi negara. Sejumlah pejabat kementerian dan beberapa Wakil Menteri turut hadir, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kolaborasi antara teknologi mutakhir dan warisan sejarah bangsa.
Para penonton dibuat terpukau dengan kualitas visual yang detail dan narasi yang mendalam, menjadikan film ini sebagai langkah maju yang signifikan dalam industri perfilman Indonesia.
"Momentum 200 tahun Perang Jawa menjadi inspirasi besar," ujar sang produser, King Bagus dalam rilis yang diterima Liputan6.com. "AI membantu kami menghadirkan dunia masa lalu dengan akurasi historis yang sulit dicapai sebelumnya."
Proses Produksi dan Penggunaan AI dalam Film
Proses produksi film ini menjadi studi kasus menarik tentang bagaimana teknologi AI dapat mengubah cara pembuatan film secara fundamental.Tim produksi memanfaatkan kecerdasan buatan untuk merekonstruksi perjuangan Pangeran Diponegoro yang gigih selama Perang Jawa (1825–1830).
Teknologi ini memungkinkan untuk menciptakan kembali suasana kota, medan perang, hingga karakter tokoh dengan tingkat detail yang sangat tinggi, memadukan riset sejarah mendalam dengan kekuatan sinema modern.
Dengan durasi 30 menit, film ini menjadi bukti nyata keterbatasan sumber daya konvensional dapat diatasi dengan inovasi teknologi. Proses produksi yang cepat dan efisien dimungkinkan berkat algoritma AI yang mampu menghasilkan visual realistis dari data historis.
CEO Mars Media, Koni, juga memberikan pandangannya tentang potensi besar teknologi ini di masa depan. Ia menyoroti bahwa perkembangan teknologi tidak bisa dibendung dan harus dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Antusiasme Publik
Antusiasme publik terhadap film ini sangat luar biasa, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap inovasi kreatif dalam industri film. Terbukti, 1205 tiket untuk acara premiere ludes terjual hanya dalam sehari sebelum penayangan, sebuah pencapaian yang menandakan tingginya rasa penasaran publik terhadap film yang diproduksi dengan teknologi AI.
Film ini juga dapat disaksikan secara gratis melalui platform usky.ai, sebuah langkah strategis untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memastikan akses edukasi sejarah yang mudah bagi semua kalangan.
Rencana Masa Depan
Melihat respons yang sangat positif ini, CEO Mars Media, Koni, menyatakan bahwa pihaknya memiliki rencana ambisius untuk masa depan. "Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung," ujarnya. "Kita harus memanfaatkannya untuk tujuan positif, termasuk membuka peluang bagi siapa pun yang ingin menjadi creator film."
Koni juga mengungkapkan rencana untuk memperpanjang durasi film menjadi 1 jam dan memproduksi lebih banyak film edukasi AI bertema pahlawan nasional di masa mendatang. Hal ini mengindikasikan bahwa Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa hanyalah permulaan dari sebuah era baru di mana teknologi dan sejarah dapat bersatu untuk menciptakan karya-karya yang menginspirasi.